BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang
penatalaksanaan teknik radiografi.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada saat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) I di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal
Makassar, proyeksi sudah sesuai dengan teori. Akan tetapi, penulis ingin
membahas lebih lanjut mengenai prosedur pemeriksaan yang dilakukan karena
merupakan salah satu kasus yang jarang didapat dan penting untuk diketahui
secara luas baik dari segi teknik pemeriksaan itu sendiri, serta sejauh mana
informasi diagnostik yang diperoleh dalam penggunaan teknik tersebut dalam
rangka penegakkan diagnosis kasus yang saya sajikan dalam bentuk laporan yang
berjudul ”TEKNIK PEMERIKSAAN OSSA
ANTEBRACHI PADA KASUS FRAKTUR 1/3 DISTAL OS RADIUS SINISTRA”.
Ossa antebrachi
terdiri dari dua tulang yaitu os radius dan os ulna. Dimana keduanya memiliki
ujung atas, batang, dan ujung bawah. Pemeriksaan ossa antebrachi adalah salah
satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan bahan kontras. Indikasi pada ossa
antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah diskontinuitas
dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya
kekerasan yang timbul secara mendadak. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa
trauma, kelelahan atau tekanan, kelemahan abnormal pada tulang. Fraktur yang
terjadi dapat berupa fraktur tertutup, fraktur Proyeksi yang digunakan dalam
pemeriksaan ossa antebrachi adalah proyeksi AP dan lateral.
B. umusan
Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam
penulisan laporan kasus ini, penulis perlu membatasi masalah-masalah yang akan
dibahas Penulis menyajikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi
pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar?
2. Bagaimana Hasil Radiografi Ossa Antebrachi
pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar?
C. Tujuan Penulisan
Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) 1 di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar ini disusun dengan tujuan :
1.
Tujuan
Umum
Untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) I yang
dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan fraktur.
b.
Untuk
mengetahui tujuan pemeriksaan Ossa Antebrachi.
c.
Untuk
mengetahui anatomi, fisiologi serta patologi Ossa Antebrachi.
d.
Untuk
mengetahui teknik pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus fraktur di instalasi
radiologi RS. Islam Faisal Makassar.
e.
Untuk
mengetahui hasil radiografi pemeriksaan Ossa Antebrachi.
D. Manfaat
Penulisan
1.
Manfaat Praktis
Dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi kepada
pembaca mengenai pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan proyeksi AP dan Lateral
2.
Manfaat Ilmiah
Dapat
menjadi sumber informasi untuk mengetahui lebih dekat mengenai Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi
pada kasus fraktur tertutup
3. Manfaat Institusi
Dapat
dijadikan sebagai acuan literature atau bahan pustaka bagi Mahasiswa ATRO mengenai Teknik
Pemeriksaan Ossa Antebrachi
4. Manfaat Masyarakat
Dapat
dijadikan sumber untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL
1. Gambaran
Umum RS. Islam Faisal Makassar
Rumah Sakit Islam Faisal adalah salah satu rumah sakit
swasta kelas B di Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah sakit ini mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah Sakit Islam
Faisal merupakan rumah sakit yang diselenggarakan oleh Organisasi Islam. RS ini
mendapatkan izin dari kepala dinas kesehatan provinsi Sulawesi dengan no surat ijin
07376/YANKES-2/V/2010.Terakhir dipimpin oleh Prof.dr.H.Syarifuddin Wahid,
PhD.Sp.PA.
Berawal dari
pendirian yayasan, pada bulan Maret 1976, para pengurus Yayasan secara intensif
melakukan loby mencari dukungan dari berbagai pihak termasuk dalam hal ini
dukungan yang tidak sedikit diberikan oleh Pemda Tk.I Sulawesi Selatan, melalui
Bapak Gubernur “H.Andi Oddang”, ketua DPRD Tk.I, kepala Kanwil Depkes Sulawesi
Selatan serta Walikota Ujung Pandang “Bapak H.M.Daeng Patompo (Alm) ketika itu
secara pribadi sebagai salah seorang penginisiatif pendirian yayasan.
Dari dana yang
terhimpun melalui infaq, zakat, shadakah dan sumbangan sampai bulan April 1976,
Yayasan melakukan pembelian lokasi di wilayah Panakukang, tempat RS Islam
Faisal sekarang.
Ditengah
kesibukan pencarian dana dalam rangka pembebasan lokasi dengan modal dari para Muzakki/dermawan/donator.
Yayasan Rumah Sakit Islam ketika itu diketuai oleh H.Fadeli Luaran (Alm),
mencoba memanfaatkan kehadiran Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia SYEKH BAKR
ABBAS KHOMAIS dalam rangka kunjungannya di Ujung Pandang pada tanggal 15
Februari 1978 dengan mengajukan proposal pembangunan RS Islam Ujung Pandang
yang ditujukan kepada Raja Saudi Arabia “Al-Malik Faisal bin Abdul Aziz
al-suud”.
Sekitar satu
bulan berikutnya, pengurus yayasan mendapat surat dari Kedutaan KSA yang isinya
menyampaikan bahwa permohonan telah disetujui oleh Yang Mulia Raja, sehingga
yayasan diminta menyampaikan nomor Rekening Bank ke kedutaan untuk pengiriman
bantuan dana tahap pertama.
Bantuan
dana tahap pertama dari Raja Faisal melalui Yayasan Badan Wakaf Al-Malik Faisal
pada bulan April tahun 1978 tersebut, oleh Pengurus Yayasan RS Islam Ujung
Pandang dimanfaatkan untuk pembangunan 4 (empat) Unit Gedung Rumah Sakit dan
menyelesaikan pembebasan tanah lokasi RS Islam Faisal yang luasnya mencapai
44.632 M2.
Melalui SK
Pengurus Yayasan RS Islam Ujung Pandang No.039/YARSI/V/1978, pada tanggal 1 Mei
1978, dilakukan Peletakan batu pertama Pembangunan RS Islam Ujung Pandang oleh
Duta Besar Saudia Arabia SYEKH BAKR ABBAS KHOMAIS.
Sekitar dua
tahun pelaksanaan pembangunan berhasil dirampungkan, RS Islam Faisal diresmikan
penggunaannya pada tanggal 24 September 1980 M/bertepatan dengan tanggal 15
Dzulqaidah 1400 H oleh Menteri Kesehatan RI, Dr.Suwarjo Surjaningrat. Tanggal
24 September inilah yang ditetapkan sebagai hari ulang tahun “Milad” RS Islam
Faisal.
Sabtu, 1
Oktober 2016 dr. Hj. Arafiah Arabe T, MARS resmi menjabat sebagai Direktur
Utama (Dirut) yang baru Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar menggantikan
Prof.Dr.dr Syarifuddin Wahid, PhD,Sp.PA(K). Mantan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Tenriawaru ini diangkat sebagai Dirut RSI Faisal Makassar sesuai
dengan Surat Keputusan Pengurus Yayasan RSI Faisal Makassar Nomor
048/B/YARSIF/IX tahun 2016.
Adapun visi,
misi, dan motto RS. Islam Faisal Makassar sebagai berikut :
a. Visi
Mewujudkan rumah sakit yang
professional menjadi rumah sakit pilihan masyarakat.
b. Misi
1). Memberikan pelayanan kesehatan yang professional
2). Meningkatkan ketersediaan SDM
3). Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
4). Menydiakan wahana pelatihan serta penelitian
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersinergi dengan mutu
pelayanan
5). Mengutamakan kepuasan pelanggan serta
penyelenggaraan rumah sakit yang berlandaskan pada ukhuwah islamiah
6). Meningkatkan keterjangkauan pelayanan dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan.
c. Motto
Ikhsan dalam pelayanan, bekerja sebagai ibadah,
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
2. Gambaran
Umum Tentang Unit Radiologi
RS. Islam Faisal Makassar memiliki
satu ruangan pemeriksaan radiologi yang dibagi dua, yaitu satu ruangan pemeriksaan
untuk pesawat konvensional dan mobile dan satu ruangan pemeriksaan USG. Adapun
pembagian ruangannya antara lain sebagai berikut :
a. Ruang pemeriksaan
Tempat pengoperasian pesawat dan
pemeriksaan dilakukan.
b.
Ruang
operator
Ruangan ini berada di satu ruangan dengan administrasi,
dimana ruangan ini berfungi untuk dilakukan pengeksposan oleh radiografer.
c.
Ruang
procesing
Pada ruang ini hasil dari ruang pemeriksaan di proses dengan
menggunakan automatic processing.
d.
Ruang
tunggu pasien
Yaitu tempat dimana pasien menunggu untuk dipanggil ke dalam
ruang pemeriksaan dan menunggu hasil foto.
f.
Ruang
administrasi
Dimana di ruangan ini semua hal yang menyangkut data pasien
di registrasi. Berada di dalam ruangan radiografer, karena tidak memiliki
ruangan administrasi tersendiri.
g.
Ruang
USG
Dalam ruangan ini dokter mengadakan USG pada pasien
h.
Ruang
baca foto
Berada di dalam ruang USG. Ruang dimana dokter radiologi
membaca/mendiagnosa hasil foto.
i.
Lemari
arsip
Terletak di ruangan pemeriksaan karena tidak memiliki
ruangan arsip tersendiri. Tempat untuk menyimpan segala dokumen tentang ruangan
instalasi radiologi RS.Islam Faisal Makassar
j.
Gudang
Berada di dalam kamar gelap. Tempat menyimpan film baru
serta keperluan di unit radiologi
k.
Kamar
ganti pasien
Kamar dimana pasien mengganti baju ganti. Berada di dalam
ruangan pemeriksaan.
l.
WC
Terletak di samping kamar gelap.
Tabel 2.1 Daftar SDM Instalasi Radiologi RS.Islam Faisal
Makassar
Kepala Instalasi
|
Kepala Ruangan
|
Dokter Radiologi
|
Petugas Radiologi
|
Admin
Radiologi
|
Rahmayanti,
Sp.Rad
|
Bakri
Rahman, AMK
|
Achmad
Dara
Sahruddin,
Sp.Rad
|
Fatimah.P
Amd.Rad
|
Muh.Hasdar
|
Habiburahman
Amd.Rad
|
||||
Rahmayanti,
Sp.Rad
|
Nurul
Muhlisa Amd.Rad
|
|||
Suciati
Damopolli, Sp.Rad
|
Patimah.M
Amd.Rad
|
|||
Ramlawati
Amd.Rad
|
Tahun 2016
Sumber
: Data Primer 2016
Berdasarkan table 2.1
di atas, dapat dijelaskan bahwa instalasi radiologi RSU. Islam Faisal Makassar
memiliki kepala instalasi yaitu salah satu dari dokter radiologi, kepala
ruangan, 3 orang dokter radiologi, 7 orang radiographer, dan 1 orang admin
radiologi.
Tabel 2.2
Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan Pasien RSU Islam Faisal Makassar
No.
|
Jenis Pemeriksaan
|
Target
|
Realisasi
|
%
|
1.
|
Ossa
Manus
|
3
|
3
|
100
|
2.
|
Ossa
Antebrachi
|
3
|
4
|
133,3
|
3.
|
Os
Humerus
|
3
|
3
|
100
|
4.
|
Shoulder
Joint
|
3
|
1
|
33,33
|
5.
|
Elbow
Joint
|
3
|
3
|
100
|
6.
|
Ossa
Pedis
|
3
|
3
|
100
|
7.
|
Ankle
Joint
|
3
|
3
|
100
|
8.
|
Os
Femur
|
3
|
3
|
100
|
9.
|
Knee
Joint (Art. Genu)
|
3
|
3
|
100
|
10.
|
Ossa
Cruris
|
3
|
3
|
100
|
11.
|
Pelvis
(Panggul)
|
3
|
3
|
100
|
12.
|
BNO
Polos
|
2
|
3
|
150
|
13.
|
BNO 3
Posisi
|
3
|
3
|
100
|
14.
|
Thorax
|
25
|
40
|
160
|
15.
|
Lumbo
Sacral
|
3
|
3
|
100
|
16.
|
Thoracolumbal
|
2
|
1
|
50
|
17.
|
Cranium
|
3
|
1
|
33,33
|
18.
|
Sinus
Paranasalis (Water´s)
|
3
|
1
|
33,33
|
19.
|
Pembuatan
Larutan
|
1
|
1
|
100
|
20.
|
Automatic
Processing
|
1
|
1
|
100
|
21.
|
Colon
In Loop
|
2
|
1
|
50
|
Sumber
: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 2.2 di
atas, dapat disimpulkan bahwa Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan PKL I yang
dilakukan di RS. Islam Faisal Makassar pada periode 21 November – 31 Desember
terdapat 21 macam pemeriksaan. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan thorax dengan jumlah 40 pasien dan pemeriksaan yang jarang
dilakukan adalah pemeriksaan shoulder joint dengan jumlah 33,33 persen, serta
pemeriksaan bahan kontras yaitu colon in loop hanya 1 pasien dengan jumlah 50
persen.
A.
Tinjauan Umum Tentang Anatomi,
Fisiologi dan Patologi
1.
Anatomi
Ossa Antebrachi
Antebrachi terdiri dari dua tulang
panjang yaitu radius dan ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada
setiap pemeriksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua
persendian tulang harus tampak. Jadi pada pemeriksaan antebrachi kita juga perlu
mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga
sendi siku yaitu 1/3 distal humerus.
a). Os Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah.
Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari
pada ulna.
1). Ujung
Atas Radius
Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing
dengan permukaan dangkal yang bersendi kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala
radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher,
dan di bawah serta si sebelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang
dikaitkan pada tendon dari insersi otot bisep.
2). Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar
daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung
ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna
memberi kaitan kepada flexor pronator yang letaknya dalam di sebelah posterior
memebri kaitan pada extensor dan supinator di sebelah dalam lengan bawah dan
tangan ligamentum interosa berjalan dari radius ke ulna dan memisahkan otot
belakang dari yang depan lengan bawah.
3).
Ujung Bawah Radius
Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah
sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi dengan skafoid (os
navikular radii) dan tulang semilunar (linatum) dalam formasi persendian
pergelangan tangan. Permukaan di sebelah medial dari ujung bawah bersendi
dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulnar inferior. Sebelah
lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.
Gambar
1. Os Radius
b). Os Ulna
Ulna
atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan
dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan lebih
panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung
bawah.
1).
Ujung Atas Ulna
Kuat
dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke
atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa olekranon dari humerus.
Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di depannya, lebih kecil daripada
prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa koronoid dari humerus bila
siku dibengkokkan.
2).
Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah makin mengecil. Memberi
kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari.
Otot-otot fleksor dating dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari
permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau perputaran ke depan, dan
otot yang mengadakan supinasi atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga
dikaitkan kepada batang ulna.
3).
Ujung Bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian timbul di atasnya. Sebuah
eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi dengan sisi medial dari
ujung bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah
prosesus runcing, prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung
bawah.
Gambar 2. Os Ulna
2. Fisiologi
Tulang
Fisiologi tulang adalah sebagai berikut
:
a). Mendukung jaringan tubuh dan
memberikan bentuk tubuh.
b). Melindungi
organ tubuh (misalnya: jantung, otak dan paru-paru).
c). Memberikan
pergerakan otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
d). Membentuk
sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang belakang.
e). Menyimpan garam mineral, misalnya
kalsium fosfor.
3. Patologi Ossa Antebrachi
a. Fraktur
1). Pengertian Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan oleh rudapksa atau tekanan
eksternal yang datang melebihi dari yang diserap oleh tulang. Tulang mempunyai
daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi
dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang).
Fraktur antebrachi merupakan
suatu istilah untuk patah tulang radius dan ulna yang biasanya terjadi pada
bagian proksimal, distal, diafisis atau persendian pergelangan tangan. Pada umumnya fraktur di
sebabkan oleh trauma atau aktifitas fisik
di mana terdapat tekanan berlebihan,pada tulang. Berikut
ini ada beberapa macam penyebab terjadinya fraktur,yaitu:
a). Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang, hal
tersebut akan menyebabkan fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi
biasanya bersifat comminuted dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
b). Trauma tak langsung
Apabila trauma di hantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah
fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak langsung, misalnya jatuh dengan
tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada
keadaan ini jaringan lunak tetap utuh.
c). Fraktur yang terjadi ketika
tekanan atau tahanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan
tulang.
d). Tulang mengalami osteoporosis sehingga tulang menjadi rapuh dan
tidak kuat.
Adapun factor yang mempengaruhi fraktur yaitu factor ekstrinsik
meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan
trauma dan factor intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi energi
trauma, kelenturan, kekuatan dan densitas tulang.
2). Klasifikasi Fraktur
a). Berdasarkan hubungan
dengan dunia luar :
1.
Fraktur Terbuka
Fraktur
yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka
potensional terjadi infeksi.
2. Fraktur
Tertutup
Fraktur
tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.
b). Berdasarkan
garis patah tulang
1. Green Stick : yaitu
pada sebelah sisi dari tulang, sering
terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek.
2. Transverse : merupakan patah melintang
3. Longitudinal : adalah
patah yang memanjang.
4. Oblique : garis patah miring.
5. Spiral : patah melingkar
c).
Berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi :
1. Fraktur
Komplit
Adalah patah atau diskontinuitas
jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis
patahnya menyebrang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh korteks.
2. Fraktur Inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah
tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang
utuh).
d).
Berdasarkan kedudukan fragmen yaitu :
1. Tidak
ada dislokasi
2.
Adanya dislokasi
e).
Jenis-Jenis Fraktur
1. Fraktur tertutup (patah tulang
simplek)
Tulang
yang patah tidak tampak dari luar
2.
Fraktur terbuka (patah tulang majemuk)
Tulang
yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit
mengalami robekan. Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
3. Patah tulang kompresi (patah tulang
karena penekanan)
Merupakan
akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang
menekan melawan panjangnya tulang.
4.
Patah
tulang karena tergilas
Tenaga yang sangat hebat menyebabkan
beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang.
5. Patah tulang avulsi
Disebabkan
oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon
otot tersebut melekat.
6. Patah
tulang patologis
Terjadi
jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan
menyebabkan tulang menjadi rapuh.
b.
Dislokasi
1).
Pengertian Dislokasi
Dislokasi
merupakan terlepasnya kompresi tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi terjadi
bisa saja hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau bisa juga
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Adapun
penyebab dislokasi sebagai berikut :
a).
Cedera olah raga
b).
Trauma
c.
Terjatuh
d).
Patologis
2).
Klasifikasi dislokasi
a).
Dislokasi congenital (bawaan lahir)
b). Dislokasi
patologik (penyakit seperti tumor atau osteoporosis)
c).
Dislokasi traumatic
Berdasarkan
tipe kliniknya dislokasi traumatic terbagi menjadi 3 yaitu :
1.
Dislokasi
akut
2.
Dislokasi
kronik
3.
Dislokasi
berulang
c.
Fisura
Fisura
adalah retakkan tipis dalam epidermis atau epitel yang disebabkan oleh kekeringan
yang berlebihan.
d.
Luksasi
Luksasi
adalah perpindahan atau dislokasi/terlepasnya komponen tulang dari tempat yang
seharusnya. Luksasi lebih ringan dari dislokasi.
e. Ruptur
Ruptur merupakan robek atau koyaknya
jaringan ikat secara paksa akibat trauma yang berlebihan.
A.
Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan
Ossa Antebrachi
Ossa antebrachi biasa disebut tungkai atas, didalam tungkai atas
terdapat 2 tulang yaitu os radius dan os ulna.
Os radius dikenal sebagai tulang pengumpil sedangkan os ulna
dikenal sebagai tulang hasta.
1. Proyeksi Antero Posterior (AP)
a. Posisi Pasien : duduk
menyamping pada sisi meja pemeriksaan
b. Posisi Objek : letakkan
ossa antebrachi, os humerus, dan ossa manus di atas meja pemeriksaan. Letakkan
ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan salah satu sendi atau
kedua-duanya masuk dalam kaset.
c. Arah Sinar : tegak lurus bidang film
d. Titik Pusat : pertengahan ossa antebrachi
e. FFD : 90 – 100 cm
f. Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
g. Tampilan Struktur : Sebuah proyeksi Antero
Posterior (AP) antebrachi menunjukkan elbow joint, radius, dan ulna, dan baris
tulang karpal proksimal sedkiti mengalami pemendekkan.
Gambar 3. Proyeksi Antero Posterior (AP)
pemeriksaan Ossa Antebrachi
Gambar 4. Hasil
Radiograf Proyeksi Antero Posterior pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
2. Proyeksi
Lateral
a. Posisi Pasien : duduk
menyamping pada sisi meja pemeriksaan
b. Posisi Objek : Tempatkan
ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan tepi medialis merapat pada kaset
dalam keadaan true lateral. Elbow joint fleksio sehingga membentuk sudut 90 º antara
ossa antebrachi dan os humerus. Salah satu atau dari kedua sendi masuk dalam
pemeriksaan.
c.
Arah Sinar : tegak lurus bidang film
d.
Titik Pusat : titik tengah ossa antebrachi
e.
FFD : 90 – 100 cm
f. Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
g. Tampilan Struktur : Proyeksi
lateral menunjukkan tulang dari antebrachi, elbow joint, dan baris proksimal tulang
carpal.
![]() |

Gambar 6. Hasil Radiograf Ossa Proyeksi
Latera pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
BAB III
METODE PEMERIKSAAN
A.
Tempat dan Waktu Pemeriksaan
Tempat
pemeriksaan yaitu di ruang instalasi radiolgi RS. Islam Faisal Makassar
tepatnya malam hari pukul 22 : 18 di dalam ruang pemeriksaan pada tanggal 14
Desember 2016.
B.
Kronologis Riwayat Pasien
Pasien dibawa oleh pihak keluarga ke
RS.Grestelina untuk diroentgen, karena kebetulan di RS.Grestelina sedang
terjadi kesalah teknis pesawatnya rusak, kemudian pasien dibawa ke RS. Islam
Faisal.
.Pasien datang ke radiologi RS. Islam Faisal Makassar pada hari Rabu, 14
Desember 2016 pukul 22:18 WITA dengan membawa surat pengantar foto dari dokter
RS. Grestelina.
Pasien datang dalam keadaan
koperatif namun merasakan kesakitan di sekitar lengan bawah yang dialami sejak
tadi sore karena jatuh saat bermain. Kondisi lengan bawah pasien sudah dibaluti
kain.
Surat pengantar dari dokter RS.
Grestelina menunjukkan permintaan foto Ossa Antebrachi posisi Antero Posterior
(AP) dan lateral.
C. Persiapan
Pasien
Pada dasarnya
Pemeriksaan Ossa Antebrachi tidak membutuhkan persiapan khusus, pasien hanya
melepaskan benda-benda asing yang berada di sekitar Ossa Antebrachi agar tidak
menimbulkan bayangan radiopaque pada radiograf.
Selain itu juga sebelum pemeriksaan
petugas harus memberitahu prosedur pemeriksaan kepada pasien agar tidak terjadi
kesalahpahaman dari pasien tersebut.
D. Prosedur
Kerja
1. Mencatat data pasien pada buku
registrasi radiologi
2. Memanggil pasien masuk ke dalam
ruang pemeriksaan
3. Menjelaskan kepada pasien tentang
pelaksanaan pemeriksaan
4. Pasien diintruksikan untuk
melepaskan benda-benda yang bisa mengganggu saat pemeriksaan,yang sampai
mengakibatkan dokter salah mendiagnosa
5. Mempersiapkan dan memasang kaset
ukuran 24 x 30 cm di atas meja pemeriksaan
6. Pasien di arahkan untuk duduk atau
berbaring di atas meja pemeriksaan dan mengikuti intruksi radiographer
7. Memposisikan pasien dengan
menggunakan proyeksi AP dan Lateral
8. Mengatur faktor eksposi
9. Melakukan prosessing film
menggunakan automatic processing
10. Hasil radiograf dibaca oleh dokter
radiologi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pemeriksaan Laporan Kasus
1.
Data Pasien
a. Nama : An.X
b. Umur : 9 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Jl. Tidung IX Makassar
e. No. Rekam Medis : 133108
f. Dokter Pengirim : dr
g. Klinis : Susp. Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal+Tertutup
h. Hari/Tanggal Pemeriksaan : Rabu,
14 Desember 2016
i. Jenis Pemeriksaan : Foto Ossa Antebrachi
j. Waktu Pemeriksaan : Pukul
22 : 18
2.
Persiapan Alat dan Bahan yang Digunakan
a.
Pesawat X-Ray
1).
Merek : DRGEM
2).
Type or Model : E7239X
3).
Nomor Seri : AEC15B0300
4).
kV Maximum : 125 kV
b. Kaset
1).
Merek : Fuji Film
2).
Jenis : Green Sensitive
3).
Ukuran : 24 x 30 cm
c.
Film
1). Merek : Medical
Film
2). Jenis : Green
Sensitive
3). Ukuran : 24
x 30 cm
d.
Marker
e.
Mesin Processing
a. Pengertian
Teknik
pemerikssan ossa antebrachi adalah teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan
tungkai atas menggunakan sinar-x guna untuk menunjang hasil diagnosa dokter.
b. Tujuan
Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan radiologi atau rontgen pada kasus fraktur
yaitu :
1). Untuk
melihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
2). Menentukan lokasi dan luasnya fraktur.
3).
Untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
c. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1). Posisi
Pasien : duduk di depan meja pemeriksaan
2). Posisi Objek : letakkan ossa antebrachi, os humerus, dan ossa
manus di atas meja pemeriksaan. Letakkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan
salah satu sendi atau kedua-duanya masuk dalam kaset.
3). Arah Sinar : tegak lurus bidang film
4).Titik Pusat : pertengahan
ossa antebrachi
5). FFD : 90 cm
6). Kolimasi
a. Batas atas : elbow
joint
b. Batas Bawah : wirst joint
7). Faktor eksposi : kV(45), mA(100), mAs(2)

Gambar 12. Proyeksi Antero Posterior
(AP) Pemeriksaan Ossa Antebrachi
d. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien : duduk
di depan meja pemeriksaan
2. Posisi Objek : Letakkan
os humerus, ossa antebrachi dan ossa manus di atas meja pemeriksaan dalam
keadaan lateral. Tempatkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan tepi
medialis merapat pada kaset dalam keadaan true lateral. Elbow joint fleksio
sehingga membentuk sudut 90º antara ossa antebrachi dan os humerus. Salah satu
atau dari kedua sendi masuk dalam pemeriksaan.
3. Arah Sinar : tegak
lurus bidang film
4.
Titik Pusat : titik tengah ossa antebrachi
5. FFD : 90 cm
6. Kolimasi
a. Batas
ata : elbow joint
b. Batas
bawah : wirst
joint
7. Faktor eksposi : kV (46), mA (100),
mAs (2)

Gambar 13. Proyeksi
Lateral pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
4. Analisis
Radiograf
a. Hasil Radiografi
![]() |
Gambar 14. Hasil Radiograf pada
Pemeriksaan Ossa Antebrachi
b. Kriteria Gambar
1). Proyeksi Antero Posterior (AP)
a). Tampak
os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.
b). Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
c). Sedikit superiposisi caput, colum, tuberosity
radial, pada daerah proksimal ulna.
d). Tidak
ada perpanjangan atau foreshortening dari epicondylus humeri.
e). Densitan
yang sama antara daerah distal dan proksimal antebrachi.
f) Tampak marker R atau L pada sisi
bawah film sebagai penanda objek
2). Proyeksi Lateral
a). Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
b). Superposisi
dari radius dan ulna pada ujung distal.
c). Superposisi
oleh caput radial di atas prosesus koronoideus.
d). Radial tuberositas menghadap depan.
e). Epicondilus humerus superposisi.
f). Elbow fleksi
90 derajat.
g). Tampak
soft tissue dan trabecula tulang di sepanjang poros radial dan ulnaris.
h). Tampak marker R atau L pada sisi bawah film
sebagai penanda objek
c. Hasil Interpretasi Dokter :
1. Persendian relatif baik
2. Soft tissue swelling
3.
Fraktur 1/3 Distal Os Radius Sinistra
d. Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto
1. Dapat memperlihatkan gambaran tulang
os radius dan os ulna
2. Dapat memperlihatkan persendian
elbow joint dan wirst joint
3. Dapat memperlihatkan fraktur pada
distal os radius
4. Kontras dan processing film kurang
baik
5. Kolimasi berlebihan (batas bawah
tidak seharusnya sampai ossa manus)
6. Peletakkan marker terpotong
5. Pembahasan
Laporan Kasus
Teknik pemeriksaan ossa antebrachi
adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan sinar-x untuk mendiagnosa adanya kelainan pada ossa
antebrachi. Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada Kasus Fraktur di RS.
Islam Faisal Makassar, pada dasarnya sama dengan teknik pemeriksaan yang
dijelaskan di teori. Salah satu proyeksi yang dijelaskan di buku tersebut
adalah proyeksi AP dan Lateral.
Pada tanggal 14 Desember 2016 telah
dilakukan pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan kasus Fraktur 1/3 Distal Os Radius
Sinistra di RS. Islam Faisal Makassar menggunakan proyeksi Antero Posterior
(AP) dan Lateral.
Dimana proyeksi Antero Posterior (AP)
dengan central point (CP) pada titik tengah ossa antebrachi, menggunakan FFD
90-100 cm, faktor eksposi kV : 45, mA : 100, dan mAs : 2 menggunakan kaset ukuran 24 x 30 cm. Pada
proyeksi ini bertujuan untuk melihat os radius dan os ulna dalam keadaan true
AP dan kedua persendian tidak mengalami rotasi (elbow joint dan wirst joint).
Proyeksi Lateral dengan central
point (CP) pada titik tengah ossa antebrachi, menggunakan FFD 90-100 cm, factor
eksposi kV : 46, mA : 100, mAs : 2 menggunakan kaset ukuran 24 x 30 cm. Pada
proyeksi ini berguna untuk melihat ossa antebrachi dalam keadaan true lateral.
Pencucian film di instalasi
radiologi RSU. Islam Faisal Makassar menggunakan automatic processing.
Dengan struktur gambar anatomi yang
terlihat pada hasil radiograf tampak gambaran tulang ossa antebrachi dengan
batas atas pada elbow joint dan batas bawah pada wirst joint, terlihat fraktur tertutup
pada 1/3 distal os radius sinstra.
Fraktur
antebrachi merupakan suatu istilah untuk patah tulang radius dan ulna atau
salah satunya yang biasanya terjadi pada bagian proksimal (condilus), diafisis
atau persendian pergelangan tangan, yang biasa di sebabkan oleh benturan maupun
faktor patologik tulang.
Berdasarkan
hubungan dengan dunia luar, tergolong fraktur tertutup. Sedangkan berdasarkan
garis patah tulang, masuk dalam jenis fraktur transverse. Dilihat dari luas
garis fraktur, merupakan fraktur inkomplit dan ditinjau dari kedudukan fragmen
yaitu tidak adanya dislokasi.
Adapun
hasil radiograf ossa antebrachi yang tampak pada kasus fraktur di instalasi
radiologi RS. Islam Faisal Makassar, sebagai berikut :
a.
Proyeksi
Antero Posterior (AP)
1). Ossa antebrachi tampak true AP
2). Kedua persendian masuk dan tidak mengalami
rotasi
b.
Proyeksi
Lateral
1). Ossa antebrachi true lateral
2). Gambaran memperlihatkan kedua
persendian
3). Tampak articulation radius dan
ulna superposisi pada posisi lateral
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan laporan kasus,
penulis menarik kesimpulan antara lain, sebagai berikut :
1. Fraktur
antebrachi merupakan patah tulang radius dan ulna atau salah satunya, yang disebabkan oleh benturan. Proyeksi yang
digunakan pada pemeriksaan ossa antebrachi pada kasus fraktur di instalasi
radiologi RS.Islam Faisal Makassar menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP)
dan proyeksi Lateral.
2. Berdasarkan
hasil radiograf tampak fraktur tertutup 1/3 distal os radius sinistra, termasuk
jenis fraktur transverse dan jika ditinjau dari garis patah tulang merupakan
fraktur inkomplit, dimana fraktur yang tidak mengenai korteks.
B. Saran
1. Sebaiknya lebih memperhatikan
proteksi radiasi yang diterima pasien, petugas, dan masyarakat umum agar bahaya
radiasi yang diterima dapat diminimalisir.
2. Upayakan setiap tindakan pemeriksaan
diinstruksikan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien dan upayakan agar
kolimasi atau luas lapangan penyinaran dibatasi untuk mengurangi radiasi yang
diterima pasien.
1xbet korean Betting Sites: Legitimate, Trusted, Safe Betting
BalasHapus1xbet is a licensed and regulated bookmaker with an excellent reputation 1xbet korean for providing 제왕카지노 reliable, safe, and secure deccasino online betting experiences.
Grosvenor Hotel Casino & Spa: Luxury Hotel in Israel - Air
BalasHapusGrosvenor Hotel Casino & Spa is situated on how to get air jordan 18 retro men red the top air jordan 18 retro red suede from my site level of Israel's renowned Gold Coast and features over 플렉스 홀덤 2,000 guest air jordan 18 retro online store rooms. Located in the centre how to buy air jordan 18 retro red of