Selasa, 17 Oktober 2017

Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada Kasus Fraktur



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang penatalaksanaan teknik radiografi.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) I di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar, proyeksi sudah sesuai dengan teori. Akan tetapi, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai prosedur pemeriksaan yang dilakukan karena merupakan salah satu kasus yang jarang didapat dan penting untuk diketahui secara luas baik dari segi teknik pemeriksaan itu sendiri, serta sejauh mana informasi diagnostik yang diperoleh dalam penggunaan teknik tersebut dalam rangka penegakkan diagnosis kasus yang saya sajikan dalam bentuk laporan yang berjudul ”TEKNIK PEMERIKSAAN OSSA ANTEBRACHI PADA KASUS FRAKTUR 1/3 DISTAL OS RADIUS SINISTRA”.
 Ossa antebrachi terdiri dari dua tulang yaitu os radius dan os ulna. Dimana keduanya memiliki ujung atas, batang, dan ujung bawah. Pemeriksaan ossa antebrachi adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan bahan kontras. Indikasi pada ossa antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma, kelelahan atau tekanan, kelemahan abnormal pada tulang. Fraktur yang terjadi dapat berupa fraktur tertutup, fraktur Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan ossa antebrachi adalah proyeksi AP dan lateral.
B.   umusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan laporan kasus ini, penulis perlu membatasi masalah-masalah yang akan dibahas Penulis menyajikan rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar?
2.    Bagaimana Hasil Radiografi Ossa Antebrachi pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar?
   C. Tujuan Penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1 di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar  ini disusun dengan tujuan :
1.    Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) I yang dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS. Islam Faisal Makassar.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan fraktur.
b.    Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan Ossa Antebrachi.
c.    Untuk mengetahui anatomi, fisiologi serta patologi Ossa Antebrachi.                   
d.    Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus fraktur di instalasi radiologi RS. Islam Faisal Makassar.
e.    Untuk mengetahui hasil radiografi pemeriksaan Ossa Antebrachi.
      D.  Manfaat Penulisan
      1. Manfaat Praktis
      Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan proyeksi AP dan Lateral
   2. Manfaat Ilmiah
            Dapat menjadi sumber informasi untuk mengetahui lebih dekat   mengenai Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada kasus fraktur tertutup
 3. Manfaat Institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan literature atau bahan pustaka  bagi Mahasiswa ATRO mengenai Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi
4. Manfaat Masyarakat
Dapat dijadikan sumber untuk memperluas ilmu pengetahuan   tentang Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL
1.    Gambaran Umum RS. Islam Faisal Makassar
Rumah Sakit Islam Faisal adalah salah satu rumah sakit swasta kelas B di Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah Sakit Islam Faisal merupakan rumah sakit yang diselenggarakan oleh Organisasi Islam. RS ini mendapatkan izin dari kepala dinas kesehatan provinsi Sulawesi dengan no surat ijin 07376/YANKES-2/V/2010.Terakhir dipimpin oleh Prof.dr.H.Syarifuddin Wahid, PhD.Sp.PA.
Berawal dari pendirian yayasan, pada bulan Maret 1976, para pengurus Yayasan secara intensif melakukan loby mencari dukungan dari berbagai pihak termasuk dalam hal ini dukungan yang tidak sedikit diberikan oleh Pemda Tk.I Sulawesi Selatan, melalui Bapak Gubernur “H.Andi Oddang”, ketua DPRD Tk.I, kepala Kanwil Depkes Sulawesi Selatan serta Walikota Ujung Pandang “Bapak H.M.Daeng Patompo (Alm) ketika itu secara pribadi sebagai salah seorang penginisiatif pendirian yayasan.
Dari dana yang terhimpun melalui infaq, zakat, shadakah dan sumbangan sampai bulan April 1976, Yayasan melakukan pembelian lokasi di wilayah Panakukang, tempat RS Islam Faisal sekarang.
Ditengah kesibukan pencarian dana dalam rangka pembebasan       lokasi dengan modal dari para Muzakki/dermawan/donator. Yayasan Rumah Sakit Islam ketika itu diketuai oleh H.Fadeli Luaran (Alm), mencoba memanfaatkan kehadiran Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia SYEKH BAKR ABBAS KHOMAIS dalam rangka kunjungannya di Ujung Pandang pada tanggal 15 Februari 1978 dengan mengajukan proposal pembangunan RS Islam Ujung Pandang yang ditujukan kepada Raja Saudi Arabia “Al-Malik Faisal bin Abdul Aziz al-suud”.
Sekitar satu bulan berikutnya, pengurus yayasan mendapat surat dari Kedutaan KSA yang isinya menyampaikan bahwa permohonan telah disetujui oleh Yang Mulia Raja, sehingga yayasan diminta menyampaikan nomor Rekening Bank ke kedutaan untuk pengiriman bantuan dana tahap pertama.
Bantuan dana tahap pertama dari Raja Faisal melalui Yayasan Badan Wakaf Al-Malik Faisal pada bulan April tahun 1978 tersebut, oleh Pengurus Yayasan RS Islam Ujung Pandang dimanfaatkan untuk pembangunan 4 (empat) Unit Gedung Rumah Sakit dan menyelesaikan pembebasan tanah lokasi RS Islam Faisal yang luasnya mencapai 44.632 M2.
Melalui SK Pengurus Yayasan RS Islam Ujung Pandang No.039/YARSI/V/1978, pada tanggal 1 Mei 1978, dilakukan Peletakan batu pertama Pembangunan RS Islam Ujung Pandang oleh Duta Besar Saudia Arabia SYEKH BAKR ABBAS KHOMAIS.
Sekitar dua tahun pelaksanaan pembangunan berhasil dirampungkan, RS Islam Faisal diresmikan penggunaannya pada tanggal 24 September 1980 M/bertepatan dengan tanggal 15 Dzulqaidah 1400 H oleh Menteri Kesehatan RI, Dr.Suwarjo Surjaningrat. Tanggal 24 September inilah yang ditetapkan sebagai hari ulang tahun “Milad” RS Islam Faisal.
Sabtu, 1 Oktober 2016 dr. Hj. Arafiah Arabe T, MARS resmi menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) yang baru Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar menggantikan Prof.Dr.dr Syarifuddin Wahid, PhD,Sp.PA(K). Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru ini diangkat sebagai Dirut RSI Faisal Makassar sesuai dengan Surat Keputusan Pengurus Yayasan RSI Faisal Makassar Nomor 048/B/YARSIF/IX tahun 2016.
Adapun visi, misi, dan motto RS. Islam Faisal Makassar sebagai berikut :
a.    Visi
Mewujudkan rumah sakit yang professional menjadi rumah sakit pilihan masyarakat.
b.    Misi
1).   Memberikan pelayanan kesehatan yang professional
2).   Meningkatkan ketersediaan SDM
3).   Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit
4).   Menydiakan wahana pelatihan serta penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersinergi dengan mutu pelayanan
5).   Mengutamakan kepuasan pelanggan serta penyelenggaraan rumah sakit yang berlandaskan pada ukhuwah islamiah
6).   Meningkatkan keterjangkauan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.         
c.    Motto
Ikhsan  dalam pelayanan, bekerja sebagai ibadah, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
2.    Gambaran Umum Tentang Unit Radiologi
RS. Islam Faisal Makassar memiliki satu ruangan pemeriksaan radiologi yang dibagi dua, yaitu satu ruangan pemeriksaan untuk pesawat konvensional dan mobile dan satu ruangan pemeriksaan USG. Adapun pembagian ruangannya antara lain sebagai berikut :
a.    Ruang pemeriksaan  
Tempat pengoperasian pesawat dan pemeriksaan dilakukan.                     
b.    Ruang operator
Ruangan ini berada di satu ruangan dengan administrasi, dimana ruangan ini berfungi untuk dilakukan pengeksposan oleh radiografer.
c.    Ruang procesing
Pada ruang ini hasil dari ruang pemeriksaan di proses dengan menggunakan automatic processing.
d.    Ruang tunggu pasien
Yaitu tempat dimana pasien menunggu untuk dipanggil ke dalam ruang pemeriksaan dan menunggu hasil foto.
f.     Ruang administrasi
Dimana di ruangan ini semua hal yang menyangkut data pasien di registrasi. Berada di dalam ruangan radiografer, karena tidak memiliki ruangan administrasi tersendiri.
g.    Ruang USG 
Dalam ruangan ini dokter mengadakan USG pada pasien
h.    Ruang baca foto
Berada di dalam ruang USG. Ruang dimana dokter radiologi membaca/mendiagnosa hasil foto.
i.      Lemari arsip
Terletak di ruangan pemeriksaan karena tidak memiliki ruangan arsip tersendiri. Tempat untuk menyimpan segala dokumen tentang ruangan instalasi radiologi RS.Islam Faisal Makassar
j.      Gudang
Berada di dalam kamar gelap. Tempat menyimpan film baru serta keperluan di unit radiologi
k.    Kamar ganti pasien
Kamar dimana pasien mengganti baju ganti. Berada di dalam ruangan pemeriksaan.
l.      WC
Terletak di samping kamar gelap.

Tabel 2.1 Daftar SDM Instalasi Radiologi RS.Islam Faisal Makassar

Kepala Instalasi

Kepala Ruangan

Dokter Radiologi

Petugas Radiologi

Admin
Radiologi





Rahmayanti, Sp.Rad





Bakri Rahman, AMK

Achmad Dara
Sahruddin, Sp.Rad
Fatimah.P Amd.Rad





Muh.Hasdar
Habiburahman Amd.Rad
Rahmayanti,
Sp.Rad
Nurul Muhlisa Amd.Rad

Suciati Damopolli, Sp.Rad


Patimah.M Amd.Rad
Ramlawati Amd.Rad
Tahun 2016

Sumber : Data Primer 2016
            Berdasarkan table 2.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa instalasi radiologi RSU. Islam Faisal Makassar memiliki kepala instalasi yaitu salah satu dari dokter radiologi, kepala ruangan, 3 orang dokter radiologi, 7 orang radiographer, dan 1 orang admin radiologi.

  
Tabel 2.2 Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan Pasien RSU Islam Faisal Makassar

No.

Jenis Pemeriksaan

Target

Realisasi

%
1.
Ossa Manus
3
3
100
2.
Ossa Antebrachi
3
4
133,3
3.
Os Humerus
3
3
100
4.
Shoulder Joint
3
1
33,33
5.
Elbow Joint
3
3
100
6.
Ossa Pedis
3
3
100
7.
Ankle Joint
3
3
100
8.
Os Femur
3
3
100
9.
Knee Joint (Art. Genu)
3
3
100
10.
Ossa Cruris
3
3
100
11.
Pelvis (Panggul)
3
3
100
12.
BNO Polos
2
3
150
13.
BNO 3 Posisi
3
3
100
14.
Thorax
25
40
160
15.
Lumbo Sacral
3
3
100
16.
Thoracolumbal
2
1
50
17.
Cranium
3
1
33,33
18.
Sinus Paranasalis (Water´s)
3
1
33,33
19.
Pembuatan Larutan
1
1
100
20.
Automatic Processing
1
1
100
21.
Colon In Loop
2
1
50
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 2.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan PKL I yang dilakukan di RS. Islam Faisal Makassar pada periode 21 November – 31 Desember terdapat 21 macam pemeriksaan. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan thorax dengan jumlah 40 pasien dan pemeriksaan yang jarang dilakukan adalah pemeriksaan shoulder joint dengan jumlah 33,33 persen, serta pemeriksaan bahan kontras yaitu colon in loop hanya 1 pasien dengan jumlah 50 persen.

A.   Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi
1.    Anatomi Ossa Antebrachi
Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius dan ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap pemeriksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada  pemeriksaan antebrachi kita juga perlu mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga sendi siku yaitu 1/3 distal humerus.
a). Os Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna.
1). Ujung Atas Radius
Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher, dan di bawah serta si sebelah medial dari leher ada tuberositas radii, yang dikaitkan pada tendon dari insersi otot bisep.
2). Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada flexor pronator yang letaknya dalam di sebelah posterior memebri kaitan pada extensor dan supinator di sebelah dalam lengan bawah dan tangan ligamentum interosa berjalan dari radius ke ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
3). Ujung Bawah Radius
Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius bersendi dengan skafoid (os navikular radii) dan tulang semilunar (linatum) dalam formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan di sebelah medial dari ujung bawah bersendi dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian radio-ulnar inferior. Sebelah lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.


 
Gambar 1. Os Radius
            b). Os Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dan lengan bawah dan lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung bawah.
1). Ujung Atas Ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di depannya, lebih kecil daripada prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa koronoid dari humerus bila siku dibengkokkan.
2). Batang Ulna
Makin mendekati ujung bawah makin mengecil. Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari. Otot-otot fleksor dating dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau perputaran ke depan, dan otot yang mengadakan supinasi atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna.
3). Ujung Bawah Ulna
Dua eminensi atau peninggian timbul di atasnya. Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung bawah radius dalam formasi persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing, prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung bawah.
 Gambar 2. Os Ulna
2.    Fisiologi Tulang
Fisiologi tulang adalah sebagai berikut :
a). Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b). Melindungi organ tubuh (misalnya: jantung, otak dan paru-paru).
c). Memberikan pergerakan otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
d). Membentuk sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang belakang.
e). Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium fosfor.
3.  Patologi Ossa Antebrachi
a. Fraktur
1). Pengertian Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang disebabkan oleh rudapksa atau tekanan eksternal yang datang melebihi dari yang diserap oleh tulang. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang).
Fraktur antebrachi merupakan suatu istilah untuk patah tulang radius dan ulna yang biasanya terjadi pada bagian proksimal, distal, diafisis atau persendian pergelangan tangan. Pada umumnya fraktur di sebabkan oleh trauma atau aktifitas fisik  di mana terdapat tekanan berlebihan,pada tulang. Berikut ini ada beberapa macam penyebab terjadinya fraktur,yaitu:
a). Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang, hal tersebut akan menyebabkan fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat comminuted dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
b). Trauma tak langsung
Apabila trauma di hantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak langsung, misalnya jatuh dengan
tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini jaringan lunak tetap utuh.
c).  Fraktur yang terjadi ketika tekanan atau tahanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang.
d). Tulang mengalami osteoporosis sehingga tulang menjadi rapuh dan tidak kuat.
Adapun factor yang mempengaruhi fraktur yaitu factor ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma dan factor intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi energi trauma, kelenturan, kekuatan dan densitas tulang.
2). Klasifikasi Fraktur
a). Berdasarkan hubungan dengan dunia luar :     
1. Fraktur Terbuka
Fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan   lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensional terjadi infeksi.
2. Fraktur Tertutup
Fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.
b). Berdasarkan garis patah tulang
1. Green Stick  :  yaitu pada sebelah sisi dari tulang,      sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek.
2. Transverse   :  merupakan patah melintang
3. Longitudinal   :       adalah patah yang memanjang.
4. Oblique         :  garis patah miring.
5. Spiral            :  patah melingkar
c). Berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi :
1. Fraktur Komplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh korteks.
2. Fraktur Inkomplit                                                         Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).
d). Berdasarkan kedudukan fragmen yaitu :
1. Tidak ada dislokasi
2. Adanya dislokasi
e). Jenis-Jenis Fraktur                                                               
1. Fraktur tertutup (patah tulang simplek)
                                   Tulang yang patah tidak tampak dari luar
2. Fraktur terbuka (patah tulang majemuk)
      Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
3.  Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan)
Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah   tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang.
4.    Patah tulang karena tergilas 
Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang.
5.  Patah tulang avulsi          
Disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat.
6.   Patah tulang patologis
Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh.
b. Dislokasi
1). Pengertian Dislokasi
Dislokasi merupakan terlepasnya kompresi tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi terjadi bisa saja hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau bisa juga terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Adapun penyebab dislokasi sebagai berikut :
a). Cedera olah raga
b). Trauma
c. Terjatuh
d). Patologis
2). Klasifikasi dislokasi
a). Dislokasi congenital (bawaan lahir)
b).  Dislokasi patologik (penyakit seperti tumor atau osteoporosis)
c). Dislokasi traumatic
Berdasarkan tipe kliniknya dislokasi traumatic terbagi menjadi 3 yaitu :
1.    Dislokasi akut
2.    Dislokasi kronik
3.    Dislokasi berulang
c. Fisura
Fisura adalah retakkan tipis dalam epidermis atau epitel yang disebabkan oleh kekeringan yang berlebihan.
d. Luksasi
Luksasi adalah perpindahan atau dislokasi/terlepasnya komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Luksasi lebih ringan dari dislokasi.
e.  Ruptur
Ruptur merupakan robek atau koyaknya jaringan ikat secara paksa akibat trauma yang berlebihan.
A.   Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan Ossa Antebrachi
Ossa antebrachi biasa disebut tungkai atas, didalam tungkai atas terdapat 2 tulang yaitu os radius dan os ulna.
Os radius dikenal sebagai tulang pengumpil sedangkan os ulna dikenal sebagai tulang hasta.
1. Proyeksi Antero Posterior (AP)
a. Posisi Pasien             :  duduk menyamping pada sisi meja pemeriksaan
b. Posisi Objek             :  letakkan ossa antebrachi, os humerus, dan ossa manus di   atas meja pemeriksaan. Letakkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan salah satu sendi atau kedua-duanya masuk dalam kaset.
            c. Arah Sinar                   :  tegak lurus bidang film
            d. Titik Pusat                   :  pertengahan ossa antebrachi
            e. FFD                             :  90 – 100 cm
            f. Ukuran Kaset               :  24 x 30 cm
g. Tampilan Struktur :  Sebuah proyeksi Antero Posterior (AP) antebrachi menunjukkan elbow joint, radius, dan ulna, dan baris tulang karpal proksimal sedkiti mengalami pemendekkan.

Gambar 3. Proyeksi Antero Posterior (AP) pemeriksaan Ossa Antebrachi
Gambar 4. Hasil Radiograf Proyeksi Antero Posterior pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
2. Proyeksi Lateral
a. Posisi Pasien          :  duduk menyamping pada sisi meja pemeriksaan
b. Posisi Objek             :  Tempatkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan tepi medialis merapat pada kaset dalam keadaan true lateral. Elbow joint fleksio sehingga membentuk sudut 90 º antara ossa antebrachi dan os humerus. Salah satu atau dari kedua sendi masuk dalam pemeriksaan.
c. Arah Sinar              :  tegak lurus bidang film
d. Titik Pusat               :  titik tengah ossa antebrachi
e.  FFD                        :  90 – 100 cm
f. Ukuran Kaset          :  24 x 30 cm
g. Tampilan Struktur :  Proyeksi lateral menunjukkan tulang dari antebrachi, elbow joint, dan baris proksimal tulang carpal.


 



Gambar 5. Proyeksi Lateral pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi



                                                                                                   




Gambar 6. Hasil Radiograf Ossa Proyeksi Latera pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi


BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A.   Tempat dan Waktu Pemeriksaan          
            Tempat pemeriksaan yaitu di ruang instalasi radiolgi RS. Islam Faisal Makassar tepatnya malam hari pukul 22 : 18 di dalam ruang pemeriksaan pada tanggal 14 Desember 2016.
B.   Kronologis Riwayat Pasien        
Pasien dibawa oleh pihak keluarga ke RS.Grestelina untuk diroentgen, karena kebetulan di RS.Grestelina sedang terjadi kesalah teknis pesawatnya rusak, kemudian pasien dibawa ke RS. Islam Faisal.
.Pasien datang ke radiologi  RS. Islam Faisal Makassar pada hari Rabu, 14 Desember 2016 pukul 22:18 WITA dengan membawa surat pengantar foto dari dokter RS. Grestelina.
Pasien datang dalam keadaan koperatif namun merasakan kesakitan di sekitar lengan bawah yang dialami sejak tadi sore karena jatuh saat bermain. Kondisi lengan bawah pasien sudah dibaluti kain.
Surat pengantar dari dokter RS. Grestelina menunjukkan permintaan foto Ossa Antebrachi posisi Antero Posterior (AP) dan lateral.
C.   Persiapan Pasien
Pada dasarnya Pemeriksaan Ossa Antebrachi tidak membutuhkan persiapan khusus, pasien hanya melepaskan benda-benda asing yang berada di sekitar Ossa Antebrachi agar tidak menimbulkan bayangan radiopaque pada radiograf.
Selain itu juga sebelum pemeriksaan petugas harus memberitahu prosedur pemeriksaan kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman dari pasien tersebut.
D.   Prosedur Kerja
1.    Mencatat data pasien pada buku registrasi radiologi
2.    Memanggil pasien masuk ke dalam ruang pemeriksaan
3.    Menjelaskan kepada pasien tentang pelaksanaan pemeriksaan
4.    Pasien diintruksikan untuk melepaskan benda-benda yang bisa mengganggu saat pemeriksaan,yang sampai mengakibatkan dokter salah mendiagnosa
5.    Mempersiapkan dan memasang kaset ukuran 24 x 30 cm di atas meja pemeriksaan
6.    Pasien di arahkan untuk duduk atau berbaring di atas meja pemeriksaan dan mengikuti intruksi radiographer
7.    Memposisikan pasien dengan menggunakan proyeksi AP dan Lateral
8.    Mengatur faktor eksposi
9.    Melakukan prosessing film menggunakan automatic processing
10. Hasil radiograf dibaca oleh dokter radiologi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus      
1.    Data Pasien                                                      
a. Nama                                       :    An.X
b. Umur                                        :    9 tahun
c. Jenis Kelamin                        :    Laki-laki
d. Alamat                                     :    Jl. Tidung IX Makassar
e. No. Rekam Medis                  :    133108
f. Dokter Pengirim                      :    dr
g. Klinis                                        :    Susp. Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal+Tertutup
h. Hari/Tanggal Pemeriksaan  :    Rabu, 14 Desember 2016
i. Jenis Pemeriksaan                 :    Foto Ossa Antebrachi
j. Waktu Pemeriksaan               :    Pukul 22 : 18
2.    Persiapan Alat dan Bahan yang Digunakan        
a. Pesawat X-Ray
1).   Merek                               :    DRGEM
2).   Type or Model                 :    E7239X
3).   Nomor Seri                      :    AEC15B0300
4).   kV Maximum                   :    125 kV
b. Kaset
1). Merek                                 :    Fuji Film
2). Jenis                                  :    Green Sensitive
3). Ukuran                               :    24 x 30 cm
c. Film
1). Merek                                 :    Medical Film
2). Jenis                                  :    Green Sensitive
3). Ukuran                               :    24 x 30 cm
d. Marker
e. Mesin Processing



3.    Teknik Pemeriksaan              
a. Pengertian
Teknik pemerikssan ossa antebrachi adalah teknik yang dilakukan dalam pemeriksaan tungkai atas menggunakan sinar-x guna untuk menunjang hasil diagnosa dokter.
b. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan  radiologi atau rontgen pada kasus fraktur yaitu :
1).   Untuk melihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
2).    Menentukan lokasi dan luasnya fraktur.
3).   Untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
c. Proyeksi Antero Posterior (AP)
1). Posisi Pasien        :  duduk di depan meja pemeriksaan
2). Posisi Objek          :  letakkan ossa antebrachi, os humerus, dan ossa manus di atas meja pemeriksaan.   Letakkan   ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan salah satu sendi atau kedua-duanya masuk dalam kaset.
3). Arah Sinar             :  tegak lurus bidang film
4).Titik Pusat              :  pertengahan ossa antebrachi
5). FFD                       :  90 cm
6). Kolimasi
a. Batas atas        :  elbow joint
b. Batas Bawah   :  wirst joint   
7). Faktor eksposi     :  kV(45), mA(100), mAs(2)
8). Prosessing film    :  automatic processing


     


                       


Gambar 12. Proyeksi Antero Posterior (AP) Pemeriksaan Ossa Antebrachi
d. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien       :  duduk di depan meja pemeriksaan
2. Posisi Objek        :  Letakkan os humerus, ossa antebrachi dan ossa manus di atas meja pemeriksaan dalam keadaan lateral. Tempatkan ossa antebrachi di tengah-tengah kaset dengan tepi medialis merapat pada kaset dalam keadaan true lateral. Elbow joint fleksio sehingga membentuk sudut 90º antara ossa antebrachi dan os humerus. Salah satu atau dari kedua sendi masuk dalam pemeriksaan.
3. Arah Sinar           :  tegak lurus bidang film
4. Titik Pusat            :  titik tengah ossa antebrachi
5. FFD                      :  90 cm
6. Kolimasi                                       
a. Batas ata         :  elbow joint
b. Batas bawah   :  wirst joint
7. Faktor eksposi         :  kV (46), mA (100), mAs (2)
8. Prosessing film        :  automatic prosessing






                                                              

Gambar 13. Proyeksi Lateral pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
4.    Analisis Radiograf                  
a. Hasil Radiografi


 









Gambar 14. Hasil Radiograf pada Pemeriksaan Ossa Antebrachi
 b. Kriteria Gambar                    
1). Proyeksi Antero Posterior (AP)
a).   Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.
b).  Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
c).   Sedikit superiposisi caput, colum, tuberosity radial,  pada daerah proksimal ulna.
d). Tidak ada perpanjangan atau foreshortening dari epicondylus humeri.
e). Densitan yang sama antara daerah distal dan proksimal antebrachi.
f)     Tampak marker R atau L pada sisi bawah film sebagai penanda objek
2). Proyeksi Lateral
a).  Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
b).  Superposisi dari radius dan ulna pada ujung distal.
c).  Superposisi oleh caput radial di atas prosesus koronoideus.
d). Radial tuberositas menghadap depan.
e). Epicondilus humerus superposisi.
f).   Elbow fleksi 90 derajat.
g).  Tampak soft tissue dan trabecula tulang di sepanjang poros radial dan ulnaris.
h). Tampak marker R atau L pada sisi bawah film sebagai penanda objek
c.  Hasil Interpretasi Dokter :
1.    Persendian relatif baik
2.   Soft tissue swelling
3.  Fraktur 1/3 Distal Os Radius Sinistra
d.  Kelebihan dan Kekurangan Hasil Foto              
1.  Dapat memperlihatkan gambaran tulang os radius dan os ulna
2.  Dapat memperlihatkan persendian elbow joint dan wirst joint
3.  Dapat memperlihatkan fraktur pada distal os radius
4.  Kontras dan processing film kurang baik
5.  Kolimasi berlebihan (batas bawah tidak seharusnya sampai ossa manus)
6.  Peletakkan marker terpotong
5.    Pembahasan Laporan Kasus
Teknik pemeriksaan ossa antebrachi adalah pemeriksaan secara radiologi dengan menggunakan sinar-x  untuk mendiagnosa adanya kelainan pada ossa antebrachi. Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachi pada Kasus Fraktur di RS. Islam Faisal Makassar, pada dasarnya sama dengan teknik pemeriksaan yang dijelaskan di teori. Salah satu proyeksi yang dijelaskan di buku tersebut adalah proyeksi AP dan Lateral.
Pada tanggal 14 Desember 2016 telah dilakukan pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan kasus Fraktur 1/3 Distal Os Radius Sinistra di RS. Islam Faisal Makassar menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan Lateral. 
Dimana proyeksi Antero Posterior (AP) dengan central point (CP) pada titik tengah ossa antebrachi, menggunakan FFD 90-100 cm, faktor eksposi kV : 45, mA : 100, dan mAs : 2  menggunakan kaset ukuran 24 x 30 cm. Pada proyeksi ini bertujuan untuk melihat os radius dan os ulna dalam keadaan true AP dan kedua persendian tidak mengalami rotasi (elbow joint dan wirst joint).
Proyeksi Lateral dengan central point (CP) pada titik tengah ossa antebrachi, menggunakan FFD 90-100 cm, factor eksposi kV : 46, mA : 100, mAs : 2  menggunakan kaset ukuran 24 x 30 cm. Pada proyeksi ini berguna untuk melihat ossa antebrachi dalam keadaan true lateral.
Pencucian film di instalasi radiologi RSU. Islam Faisal Makassar menggunakan automatic processing.
Dengan struktur gambar anatomi yang terlihat pada hasil radiograf tampak gambaran tulang ossa antebrachi dengan batas atas pada elbow joint dan batas bawah pada wirst joint, terlihat fraktur tertutup pada 1/3 distal os radius sinstra.
Fraktur antebrachi merupakan suatu istilah untuk patah tulang radius dan ulna atau salah satunya yang biasanya terjadi pada bagian proksimal (condilus), diafisis atau persendian pergelangan tangan, yang biasa di sebabkan oleh benturan maupun faktor patologik tulang.
Berdasarkan hubungan dengan dunia luar, tergolong fraktur tertutup. Sedangkan berdasarkan garis patah tulang, masuk dalam jenis fraktur transverse. Dilihat dari luas garis fraktur, merupakan fraktur inkomplit dan ditinjau dari kedudukan fragmen yaitu tidak adanya dislokasi.
Adapun hasil radiograf ossa antebrachi yang tampak pada kasus fraktur di instalasi radiologi RS. Islam Faisal Makassar, sebagai berikut :
a.    Proyeksi Antero Posterior (AP)
1).  Ossa antebrachi tampak true AP
2).  Kedua persendian masuk dan tidak mengalami rotasi
b.    Proyeksi Lateral
1). Ossa antebrachi true lateral
2). Gambaran memperlihatkan kedua persendian
3). Tampak articulation radius dan ulna superposisi pada posisi lateral

            
BAB V
                                                        PENUTUP         
A.   Kesimpulan
Dari pembahasan laporan kasus, penulis menarik kesimpulan antara lain, sebagai berikut :
                1.    Fraktur antebrachi merupakan patah tulang radius dan ulna atau salah satunya, yang  disebabkan oleh benturan. Proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan ossa antebrachi pada kasus fraktur di instalasi radiologi RS.Islam Faisal Makassar menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan proyeksi Lateral.
                2.    Berdasarkan hasil radiograf tampak fraktur tertutup 1/3 distal os radius sinistra, termasuk jenis fraktur transverse dan jika ditinjau dari garis patah tulang merupakan fraktur inkomplit, dimana fraktur yang tidak mengenai korteks.
B.   Saran
1.    Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi yang diterima pasien, petugas, dan masyarakat umum agar bahaya radiasi yang diterima dapat diminimalisir.
2.    Upayakan setiap tindakan pemeriksaan diinstruksikan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien dan upayakan agar kolimasi atau luas lapangan penyinaran dibatasi untuk mengurangi radiasi yang diterima pasien.

2 komentar:

  1. 1xbet korean Betting Sites: Legitimate, Trusted, Safe Betting
    1xbet is a licensed and regulated bookmaker with an excellent reputation 1xbet korean for providing 제왕카지노 reliable, safe, and secure deccasino online betting experiences.

    BalasHapus
  2. Grosvenor Hotel Casino & Spa: Luxury Hotel in Israel - Air
    Grosvenor Hotel Casino & Spa is situated on how to get air jordan 18 retro men red the top air jordan 18 retro red suede from my site level of Israel's renowned Gold Coast and features over 플렉스 홀덤 2,000 guest air jordan 18 retro online store rooms. Located in the centre how to buy air jordan 18 retro red of

    BalasHapus